Rabu, 29 September 2010

Seperti Bintang


Satu bintang berbisik kepadaku di malam itu, malam dimana aku sedang murung dan bersedih.
“Maukah engkau seperti aku ?” tanya bintang malam itu kepadaku.
Aku tak mengerti apa yang di maksud oleh sang bintang malam itu. Aku berpikir sejenak untuk mencerna kata-kata sang bintang.
“Apakah aku bisa ?”Tanyaku dalam ragu kepada sang bintang.
“Ya, kau pasti bisa !” Jawab bintang dengan nada untuk menyakinan aku.
“Tapi, aku tak bisa terbang dan …..” Aku menghetikan kata-kataku ragu tuk mengucapkan. Bintang tetap terdiam, seolah ia menunggu aku tuk melanjutkan kata-kataku.
“dan aku tak bersinar ! Aku tak mungkin bisa seperti engkau Bintang.” Lanjut aku.
Kulihat sang Bintang tertawa kecil, lalu ia tersenyum kepadaku.
“Kau bisa menjadi seperti aku, Asalkan kau tak bersedih lagi !” Ucap bintang itu kepadaku.
Lalu kuhapus tetesan air mata yang mengalir dari mataku. Dan mencoba untuk tegar.
“Sekarang coba kamu lihat ke angkasa ! Coba kamu lihat kami semua” Perintah bintang ke pada diriku.
Sebenarnya aku masih belum mengerti apa yang ingin ia katakan. Aku masih berpikir apa benar aq bisa terbang dan bersinar seperti bintang.
“Lihatlah para bintang itu! Mereka bersinar cerah, mencoba untuk menerangi semua yang ada di sekitarmya dan memberikan keindahan dari kejauhan sampai akhir hayatnya” Ucap bintang sambil menatap ke wajahku.
lalu dia melanjutkan “Pernahkah engkau melihat bintang yang tak bersinar ? ataukah engkau pernah melihat bintang yang redup ?” Tanya bintang kepada diriku. Aku menggelengkan kepalaku tanda jawaban tidak kepada bintang.
“Walaupun kami bersinar di tengah kegelapan angkasa yang luas, kami tidak pernah bersedih dan berputus asa. Kami tetap bersinar sampai akhir hayat kami !” lanjut bintang. Ucapan bintang membuat ku tertegun. Aku sadar selama ini aku hanya bisa bersedih, mengeluh, dan berputusasa.
“Begitu juga engkau, engkau bisa bersinar seperti kami walaupun kamu sendiri dan di tengah-tengah kegelapan hati kamu yang kelam. Kau bisa seperti kami apabila kau tak bersedih, tak pernah putus asa, dan selalu tersenyum walaupun kau sendiri. Dan memberikan manfaat atau kebaikan kamu kepada orang-orang di sekitarmu. Walaupun tak ada yang membalas kebaikanmu, janganlah berharap kamu akan mendapatkan balasan untuk apa yang telah kau berikan selama ini kepada mereka, layaknya kami yang tidak mengharapakan balasan apa-apa. Karena itu akan membuat kamu bersedih dan murung kembali. Pikirkan apa yang telah kau perbuat hari ini bukan berpikir apa yang akan kaudapatkan hari ini . Pikirkan bagaimana esok kau jalani hari bukan mengingat kembali hal yang telah terjadi. Cobalah terus maju tanpa bersedih. Jikalau kau bersedih cobalah tuk tersenyum, jikalau kau marah cobalah tuk tetap tersenyum, walaupun kau menangis dalam hati, meskipun kau marah sekali. Cobalah tuk mengobati hati yang terluka dengan seyuman. ” Bintang menghentikan perkataannya, dia nampak agak lelah.
Aku masih berpikir dan berpikir, terdiam akan lamunan dan perkataan bintang tadi
“Jika kamu bersedih lagi, cobalah untuk mengingat kami(Bintang) dan pikirkan kembali kata-kata ku !” Lanjut Bintang sambil memandangku yang tertegun. Kuhela nafas tanda kelegaan. Rasanya lega setelah mendengar kata-kata bintang.
“Kau harus tetap tersenyum, walaupun entah apa yang kau rasakan dalam jiwa. Karena senyuman dapat membuat perbedaan pada suasana hati, dan karena senyuman itu indah” Bintang mengakhiri perkataanya.
Terlihat Fajar mulai menyingsing, dan bintang-bintang pun mulai tak nampak. Di akhir pertemuan ini, Bintang mengatakan.
“Terbanglah kamu dengan anganmu, bersinarlah dengan harapanmu, dan tersenyumlah dengan hatimu dan tunjukan kecerianmu kepada orang-orang di sekelilingmu, maka kau akan selalu di ingat di hati mereka” Kata bintang sambil berlalu.
Aku menatap kepergiannya, sambil berkata dalam ba’tin “Aku akan menjadi seperti kamu Bintang! Terimakasih”.

Tidak ada komentar: